Jumat, 30 Oktober 2015

Pantasan Asap Pekat, 2 Juta Hektar Lahan Terbakar

Pantasan Asap Pekat, 2 Juta Hektar Lahan Terbakar

Jumat, 30 Oktober 2015 15:02

Pantasan Asap Pekat, 2 Juta Hektar Lahan Terbakar
TRIBUNPEKANBARU.COM/JOHANES TANJUNG
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan masih berlangsung, Senin (26/10/2015). Seratusan hektar lahan di hutan lindung Suaka Marga Satwa Kerumutan telah hangus. 
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, jumlah luas kebakaran hutan tahun ini mencapai 2.089.911 hektar. Angka tersebut diperoleh melalui perhitungan yang dilakukan sejak 21 Juni-20 Oktober 2015.
"Perhitungan menggunakan metode deteksi perubahan atas indeks kebakaran, kemudian menganalisis sebelum dan sesudah kebakaran," ujar Kepala Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan Parwati Sofan, dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Jumat (30/10/2015).
Adapun estimasi luas daerah terbakar di Indonesia ialah Sumatera seluas 832.999 hektar, yang terdiri dari 267.974 hektar lahan gambut dan 565.025 hektar non-gambut, kemudian Kalimantan dengan luas 806.817 hektar. Jumlah tersebut terdiri dari 319.386 hektar lahan gambut dan 487.431 hektar lahan non-gambut.
Untuk Papua, lahan yang terbakar seluas 353.191 hektar. Luas tersebut terdiri dari 31.214 hektar lahan gambut dan 321.977 hektar lahan non-gambut, kemudian Sulawesi seluas 30.912 hektar yang merupakan lahan non-gambut. Bali dan Nusa Tenggara mencapai 30.162 hektar, yang terdiri dari lahan non-gambut. Selanjutnya, untuk Pulau Jawa, lahan yang terbakar seluas 18.768 hektar yang terdiri dari lahan non-gambut.
Di Maluku, lahan terbakar mencapai 17.063 hektar, yang juga terdiri dari lahan non-gambut. Selain dari data yang diperoleh menggunakan satelit, hasil tersebut juga diperoleh dengan membandingkan data dari peta lahan gambut Kementerian Pertanian.
Meski demikian, hasil perhitungan tersebut adalah estimasi atau jumlah perkiraan. Pasalnya, data satelit hanya mampu mendeteksi wilayah terkecil seluas 6,25 hektar.
"Metode ini juga tidak dapat menjangkau daerah yang tertutup awan dan asap yang tebal," kata Parwati. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar