Rabu, 28 Oktober 2015

contoh humor



ana berbulan madu
Setelah berbulan madu keliling dunia. Vina ditanyai oleh Susi sahabat karibnya tentang keindahan bulan madunya.
“Bagaimana kesanmu berbulan madu keliling dunia? Mengesankan, bukan?”
“Apanya yang mengesankan! Justru menyedihkan!”
“Lho, kok menyedihkan?!”
“Suamiku hobby belanja. Jadi di setiap negara dia beli ini-itu, sampai hotel sudah capek langsung tidur. Aku malah tak sempat menikmati malam pertamaku!”


Parno dan ibu Muda
Dalam sebuah angkot, ada seorang Ibu muda sedang menyusui anaknya, disampingnya duduk seorang anak muda sebut saja namanya Parno. Melihat si bayi tidak mau menyusui, Si Ibu berkata
” Jika kami gak mau, nanti saya kasih sama Om sebelah lho”
Mendengar itu Parno, hanya senyum senyum, Beberapa saat kemudian Si bayi melepas lagi “susunya” melihta itu, Si Ibu kembali berkata ;
” ihhh kamu nakal ya, sekali lagi kamu melepasnya, aku benar kasihhhh sama Om sebelah ” dengan nada serius.
Mendengar itu, Parno melotot dan menelan ludah. hal itu terus berulang beberapa kali. Melihat itu si Parno gak sabaran dan berkata :
“Mbak, kapan nih ngasihnya sama saya, kayaknya dari tadi saya sudah nunggu tapi kok gak dikasihhh, rumah saya sudah jauh kelewatannn nihhh, kasih kepastian donkkk”






Luthfi Bashori


Imam Abu Hanifah mengatakan : Mendengar hikayat tentang kehidupan para ulama itu lebih aku senangi dari pada membahas fiqih, karena dapat memberi pelajaran adab kesopanan bagi umat.

Imam Junaid Albaghdadi mengatakan : Hikayat tentang para ulama itu adalah jundun min junuudillah (kekuatan dari tentaranya Allah), yang dapat memperkokoh kekuatan iman bagi para pencari (pecinta) Allah.

Dalam kitab Sunanul muhtadin karangan Imam Almawwaq disebutkan, bawa Imam Ahmad Abul Abbas bin Al-arif, menceritakan pengalaman pribadinya :

AHMAD : `Konon aku adalah aktifis di majelisnya Syeikh Abu Ali Asshadafi, aku belajar hadits Nabi SAW kepada beliau. Suatu hari, di tengah pengajian kitab Hadits itu, tiba-tiba Syeikh Abu Ali Asshadafi menutup kitabnya dan beliau bercerita tentang hikayat kehidupan para ulama shalihin. Tiba-tiba terlintas dalam diriku pertanyaan : Bagaimana Syeikh ini menutup kitab Hadits dan menggantinya dengan hikayat para ulama ? Rasanya belum selesai pertanyaan hatiku ini melintas, tiba-tiba Syeikh Abu Ali Asshadafi menegurku`

SYEIKH ABU ALI : `Hai Ahmad, hikayat para ulama itu adalah jundun min junuudillah (kekuatan dari tentaranya Allah), Allah menguatkan keimanan hati dari kalangan para wali kekasih-Nya itu dengan sebab mendengarkan hikayat para ulama shalihin`.

AHMAD : `Tentu saja aku sangat terkejut dengan tegoran itu, sehingga wajahku berobah merah merona, namun beliau dengan bijak melanjutkan nasehatnya`.

SYEIKH ABU ALI : `Hai Ahmad, tahukah engkau mana dalil yang dapat menguatkan pendapatku ini ?`

AHMAD : `Syeikh lebih paham tentang itu`.

SYEIKH ABU ALI : `Yaitu firman Allah surat Hud 120 yang artinya : Dan semua kisah dari rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu`.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar