Minggu, 29 November 2015

EJAAN BAKU DAN EJAAN TIDAK BAKU DALAM BAHASA INDONESIA - PENGERTIAN, REFERENSI DAN CONTOH

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah.

Sebenarnya apa sih definisi atau pengertian ejaan baku dan ejaan tidak baku? Ejaan baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan yang tidak benar atau ejaan salah.

Bagaimana untuk mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak menyalahi aturan ejaan baku dan ejaan tidak baku? Cukup dengan membuka buku kamus bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Contoh ejaan baku dan ejaan tidak baku, di mana yang sebelah kiri adalah salah dan yang sebelah kanan adalah betul :
- apotik : apotek
- atlit : atlet
- azas : asas
- azasi : asasi
- bis : bus
- do'a : doa
- duren : durian
- gubug : gubuk
- hadist : hadis
- ijin : izin
- imajinasi : imaginasi
- insyaf : insaf
- jaman : zaman
- kalo : kalau
- karir : karier
- kongkrit : konkret
- nomer : nomor
- obyek : objek
- ramadhan : ramadan
- rame : ramai
- rapor : rapot
- sentausa : sentosa
- trotoar : trotoir

Ekstra ilmu pengetahuan ejaan yang disempurnakan / eyd :
- kreatifitas : kreativitas
- kreativ : kreatif
- aktifitas : aktivitas
- aktiv : aktif
- sportifitas : sportivitas
- sportiv : sportif
- produktifitas : produktivitas
- produktiv : produktif

MAKNA KATA POLISEMI, HIPERNIMI (HIPERNIM) DAN HIPONIMI (HIPONIM)

Dalam bahasa indonesia dikenal adanya berbagai makna kata yang berhubungan dengan kata-kata lainnya. Diantaranya adalah jenis kata polisemi, hipernim dan hiponim. Mari kita bahas satu persatu jenis / macam makna kata tersebut mulai dari arti definisi / pengertian hingga contoh-contohnya.

A. Polisemi

Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "Kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.

Contoh : "Kepala"

- Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
- Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
- Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala berarti individu).
- Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).

B. Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.

Contoh :

- Hipernim : Hantu
- Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.

- Hipernim : Ikan
- Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.

- Hipernim : Odol
- Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula, sensodyne, dll.

- Hipernim : Kue
- Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb.

PENGERTIAN MAKNA DENOTATIF, KONOTATIF, LUGAS, KIAS, LEKSIKAL, GRAMATIKAL, UMUM DAN KHUSUS

1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.

Contoh :
- Mas parto membeli susu sapi
- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal

2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif

Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Contoh :
- Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)
- Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)

3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas

Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.

Contoh :
- Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
- Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah

4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias

Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.

Contoh :
- Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
- Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)

5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus.

Contoh :
- toko
- obat
- mandi

6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.

Contoh :
- Bersentuhan = saling bersentuhan
- Berduka = dama keadaan duka
- Berenam = sekumpulan enam orang
- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

7. Arti Definisi / Pengertian Makna Umum

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.

Contoh :
- Masykur senang makan buah-buahan segar
- Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta

8. Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.

Contoh :
- Masykur senang makan jamblang segar
- Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah

LANGKAH LANGKAH MEMBUAT RESENSI BUKU DAN UNSUR/KERANGKA RESENSI BUKU

Kali ini saya akan mencoba membahas tentang resensi buku, di mana ini adalah tugas saya dari guru bahasa indonesia. Jadi buat yang belum mengetahui apa saja itu langkah-langkah bagaimana cara meresensi buku, yaitu :

1. Jenis Buku

Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.

2. Keaslian Ide

Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan dari buku lain yang pernah terbit.

3. Bentuk

Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.

4. Isi dan Bahasa

Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya.

Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.

5. Simpulan

Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu dibaca atau tidak.

menulis data buku yang dibaca,
menulis ikhtisar isi buku,
mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku,
menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atau isi buku, dan
memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke dalam tulisan yang utuh.

Sebuah resensi harus memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Data buku atau identitas buku
a. Judul buku
Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akan
lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.
b. Penulis atau pengarang
Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus
menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.
c. Nama penerbit
d. Cetakan dan tahun terbit
e. Tebal buku dan jumlah halaman

2. Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.

3. Ikhtisar Isi Buku
Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak diresensi. Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat ikhtisar isi buku adalah sebagai berikut.
a. Membaca naskah/buku asli
Penulis ikhtisar harus membaca buku asli secara keseluruhan untuk
mengetahui gambaran umum, maksud, dan sudut pandang pengarang.
b. Mencatat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab
c. Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap
penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu.

4. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.

5. Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.

TIPS CARA MEMAKMURKAN MASJID/MUSHOLLA DI SEKITAR KITA

TIPS CARA MEMAKMURKAN MASJID/MUSHOLLA DI SEKITAR KITA

Salah satu ciri orang Islam yang baik adalah selalu berusaha memakmurkan masjid yang ada di sekitarnya.  Hal ini disebabkan karena masjid adalah tempat yang dianggap penting dalam Agama Islam.  Masjid tidak hanya digunakan sekedar untuk ibadah saja, namun juga berbagai fungsi lainnya seperti pusat dakwah, sumber penyebaran informasi terpercaya, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pusat pengaturan masyarakat, pusat arbitrase penyelesaian perselisihan, pusat konseling, dan lain sebagainya.

Sejak zaman Nabi dahulu kala memang telah diramalkan bahwa di masa depan akan ada banyak masjid yang berdiri megah di mana-mana namun hanya sedikit orang yang memakmurkannya.  Hal tersebut sepertinya terjadi pula saat ini, karena di sekitar kita telah banyak berdiri masjid-masjid yang bagus, indah, megah dan besar, akan tetapi tidak banyak orang yang memakmurkan masjid tersebut.  Setiap sholat wajib berjamaah pun jamaahnya hanya terdiri atas beberapa shaf saja.  Kenyataan tersebut tentu saja membuat kita merasa sedih dan merasa perlu turun tangan untuk mengatasi permasalahan tersebut walaupun hanya sebatas niat di dalam hati.

Pemakmuran masjid / musholla membutuhkan partisipasi banyak orang sholeh yang didukung oleh orang-orang sholeh yang mempunyai keluasan rezeki dan para ahli di berbagai bidang.  Dengan dana infak sedekah yang cukup besar dan dipadu dengan berbagai inovasi dan kreatifitas pemikiran orang-orang sholeh maka bisa dirumuskan upaya-upaya pemakmuran masjid yang mungkin bisa diterapkan di zaman sekarang yang serba canggih ini.  Jika menemui kegagalan pun tak mengapa karena semua itu insya Allah akan diberikan balasan dari Allah SWT di dunia maupun di akhirat kelak.

Beberapa Cara Memakmurkan Masjid / Musholla di Lingkungan Sekitar Kita :

1. Membuat Kegiatan Keagamaan Rutin

Para pengurus dewan kemakmuran masjid sudah selayaknya mengadakan kegiatan keagamaan rutin yang sesuai dengan selera masyarakat di lingkungan sekitar masjid serta tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.  Contohnya seperti mengadakan kegiatan kajian Islami umum, kajian khusus ibu-ibu, kajian khusus remaja / abg, kajian khusus anak-anak, kajian khusus bapak-bapak, kajian khusus lansia, dan lain sebagainya dengan tema yang sangat menarik.  Jangan lupa untuk mengundang jamaah dan warga di luar lingkungan masjid agar masjid menjadi penuh sesak dengan orang-orang yang haus akan ilmu agama.

2. Membuat Acara-Acara Baru yang Berhubungan dengan Hari Besar

Saat ini kita melihat bahwa secara umum umat Islam di Indonesia hanya merayakan besar-besaran dua hari besar Islam saja, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.  Padahal masih ada banyak hari besar lain yang bisa dibuatkan berbagai acara-acara perayaan yang meriah dan bermanfaat seperti tahun baru Islam, maulid Nabi, isra mi'raj, lebaran ketupat, hari asyura, nuzulul Qur'an, bulan ramadhan, dan lain sebagainya.  Jika dibuatkan berbagai acara menarik dan khas maka hari-hari besar dalam Islam dapat membuat lingkungan masjid menjadi semakin semarak.

3. Membuat Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Masjid seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu berbagai bidang keilmuan khususnya bagi orang-orang yang kurang mampu (dhuafa) serta ilmu-ilmu penting nan bermanfaat yang sulit untuk didapatkan di daerah tersebut.  Tentu saja akan menjadi lebih efektif apabila yang menuntut ilmu tidak dibebankan biaya apa pun alias gratis.  Di masjid dibuatkan ruangan-ruangan kelas yang bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan jika memungkinkan dibangun sekolah permanen serta perguruan tinggi, bimbingan belajar (bimbel), pendidikan profesi / kursus di lingkungan masjid.

4. Menjadi Tempat Kegiatan Sosial Kemasyarakatan

Masjid harus mulai mendekatkan diri dengan masyarakat di sekitarnya.  Jika perlu masjid menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di dalam masyarakat.  Contohnya seperti meminjamkan tempat gratis beserta peralatan lengkapnya untuk berbagai jenis acara yang biasa diadakan oleh masyarakat baik secara pribadi maupun kolektif, seperti acara resepsi pernikahan, resepsi khitanan, acara keluarga, tahlilan, reuni, silaturahmi keluarga, rapat keluarga, rapat rt, rapat rw, dan lain sebagainya.  Tidak hanya dipinjamkan tempat saja, namun juga beserta kelengkapannya seperti petugas keamanan, petugas parkir, petugas kebersihan, petugas teknisi, tenda, meja, kursi, dan peralatan pendukung lainnya.

5. Menjadi Masjid yang Mapan dan Mandiri

Untuk mewujudkan berbagai layanan masjid yang memanjakan jamaah dan warga sekitar tentu perlu didukung sokongan dana yang cukup besar agar kegiatan operasional masjid dapat berjalan dengan baik dan lancar.  Jika dari pengumpulan infak dan sedekah tidak mencukupi maka perlu dicarikan sumber pemasukan lain yang berskala besar.  Contohnya seperti membuat toko yang menjual produk kebutuhan warga dengan harga yang sangat murah, membuat peternakan, membuka lahan perkebunan / pertanian, mendirikan banyak rumah kontrakan, membuat pabrik produk halal, dan lain sebagainya.

6. Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat dan Santri

Jika sudah membuka berbagai unit-unit bisnis penyokong dana operasional masjid / musholla maka tentu akan dibutuhkan pula tenaga-tenaga terampil yang dapat menjalankan unit bisnis yang dimiliki oleh masjid.  Masjid merekrut, mendidik dan mempekerjakan tenaga-tenaga terampil yang diutamakan berasal dari orang-orang yang tinggal di sekitar lingkungan masjid.  Tentunya orang-orang yang dipekerjakan tersebut haruslah diberikan kesejahteraan yang baik (bukan gaji tinggi).  Jika satu masjid bisa mempekerjakan hingga sepuluh ribu orang, maka Indonesia bisa sejahtera karena seluruh warga negara Indonesia bisa mendapatkan penghidupan yang layak dengan menjadi mitra masjid.

7. Pemberian Makan Orang Miskin dan Orang Fakir dan Layanan Kesehatan

Sebagian hasil bumi unit bisnis masjid dikelola dan dimasak di masjid untuk diberikan gratis kepada warga sekitar masjid yang hidup serba kekurangan (kalangan menengah ke bawah).  Selain itu masjid-masjid diharapkan saling bekerja sama untuk membuka rumah sakit gratis bagi yang kurang mampu dengan kualitas yang setara dengan rumah sakit terbaik di Singapura saat ini.  Selain rumah sakit masjid-masjid pun berkoalisi membangun pusat penelitian kesehatan, membangun pabrik obat, dan lain sebagainya.  Bagi warga yang mampu dikenakan biaya pengobatan yang sangat murah.

8. Memberikan Jasa Bantuan Pelayanan Kepemerintahan dan Sektor Penting Lainnya

Saat ini banyak warga yang merasa malas untuk mengurus berbagai keperluannya di layanan yang dimiliki oleh pemerintah.  Oleh karena itu masjid hadir untuk membantu mempermudah masyarakat mengurus urusannya dengan pemerintah.  Contohnya seperti mengurus pajak kendaraan bermotor, memperpanjang SIM, membuat KTP, membuat KK, membuat paspor, membuat surat keterangan, dan lain sebagainya.  Semuanya diberikan secara cuma-cuma alias gratis kepada seluruh warga sebagai bentuk perhatian masjid kepada warga sekitar yang membutuhkan.

Selain itu masjid-masjid di daerah tertentu membuat perusahaan bus APTB untuk mempermudah akses transportasi masyarakat, menambal jalan rusak, mengganti lampu lalu lintas yang mati, mengganti lampu jalan yang rusak, membuangkan sampah yang membusuk, dan lain sebagainya yang tidak bisa segera ditangani oleh pemerintah akibat keterbatasnnya dalam melayani masyarakat.  Jika yang demikian dapat diwujudkan dengan baik maka pandangan seluruh masyarakat tentang masjid akan berubah menjadi lebih positif dan mudah-mudahan akan lebih banyak orang yang aktif meramaikan masjid / memakmurkan masjid dan musholla dengan senang hati tanpa paksaan dari pihak mana pun.

----

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh umat Muslim untuk memakmurkan masjid-masjidnya yang jumlahnya sangat banyak.  Antara masjid yang satu dengan masjid yang lain hendaknya saling bekerja sama dalam pemakmuran masjid.  Jangan sampai masjid-masjid saling bersaing dengan melakukan cara-cara yang tidak sehat sehingga bukannya memperbaiki keadaan malah hanya akan memperkeruh keadaan.  Mudah-mudahan tulisan yang singkat dan sederhana ini bisa membawa manfaat dan kabaikan bagi kita semua, baik yang Muslim maupun yang non muslim.  Terima kasih banyak atas perhatian dan kerjasama anda.

CARA MENGHILANGKAN RASA MALAS IBADAH SHOLAT WAJIB LIMA WAKTU

Sholat wajib lima waktu adalah ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap orang Islam baik suka maupun tidak suka.  Sholat adalah tiang agama, sehingga orang yang tidak sholat wajib sama saja dengan merubuhkan tiang agama yang ada di dalam dirinya sendiri dan juga tiang agama secara umum dalam kehidupan kaum muslimin.  Saat ini mudah kita jumpai orang yang malas sholat walaupun sebenarnya mereka ingin menjadi orang yang rajin sholat lima waktu.

Untuk menjadi orang yang rajin sholat lima waktu secara konsisten dari waktu ke waktu bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan.  Dibutuhkan komitmen diri yang kuat untuk melakukannya.  Terlebih lagi untuk sholat wajib lima waktu secara berjamaah di masjid atau musholla tentu bukanlah sesuatu hal yang sangat mudah.  Waktu pelaksanaan ibadah sholat wajib berjamaah yang sempit membuat orang-orang yang rutin melakukannya terlihat menjadi seperti orang yang sangat spesial.

Beberapa Tips Cara Menghilangkan Malas Sholat (Ibadah Solat Wajib Lima Waktu) :

1. Mempelajari Hukum Agama Meninggalkan Sholat Lima Waktu

Dengan mengetahui hukuman dan balasan yang akan diterima oleh orang-orang yang malas beribadah shalat wajib lima waktu tentu akan membuat bulu kuduk pelakunya merinding.  Hukuman neraka bagi orang yang meninggalkan sholat secara sengaja dapat membuat seseorang yang memiliki keimanan yang kuat untuk selalu rajin sholat lima waktu.

2. Rajin Nongkrong di Masjid / Musholla

Jika seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan masjid atau di sekitaran masjid atau musholla maka orang tersebut akan mudah untuk melaksanakan sholat berjamaah ketika waktunya tiba.  Berbeda dengan orang yang nangkringnya di tempat yang jauh dari tempat orang-orang sholat berjamaah di awal waktu, tentu akan menjadi malas untuk sholat berjamaah ketika waktunya telah datang.

3. Berteman dengan Orang Sholeh

Jika kita punya teman-teman yang semangat untuk sholat lima waktu, maka kita pun akan turut terpengaruh dengan kebiasaan sholat mereka.  Jika waktu sholat tiba, maka kita pun akan dipaksa untuk ikut dengan mereka sholat di masjid atau di musholla sekitar untuk melaksanakan kewajiban agama perorangan.  Berbeda jauh jika kita berteman dengan orang yang sama-sama malas sholat, tentu kita bisa ikut malas untuk sholat karena bisa dibully jika kita tidak mengikuti kebiasaan teman-teman kita yang malas beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

4. Selalu Menjadwalkan Sholat Sebagai Kegiatan Utama

Dalam membuat jadwal kegiatan kita sehari-hari kita haruslah menjadikan sholat lima waktu sebagai agenda utama kita.  Jangan sampai sholat wajib dijadikan sebagai kegiatan selingan dalam keseharian hidup kita di dunia.  Sebelum waktu sholat tiba pun kita sudah dijadwalkan untuk pergi ke masjid atau musholla agar tidak tertinggal sholat berjamaah di awal waktu.

5. Menghargai Kesuksesan Sholat Wajib

Yang terakhir adalah kita harus memberikan semacam hadiah atau reward pada diri kita sendiri ketika kita berhasil melaksanakan sholat wajib dengan baik.  Misalnya ketika kita berhasil sholat lima waktu secara sempurna dalam satu minggu kita mentraktir makan yang enak-enak diri kita sendiri.  Selain itu maka kita jangan membeli makanan yang enak-enak yang kita sukai.  Dengan begitu maka kita akan menjadi semangat untuk sholat lima waktu.  Namun kita tetap harus menjadikan pahala, ridho dan rahmat Allah SWT sebagai tujuan utama kita sholat.  Mentraktir diri kita sendiri menjadi sebagai bonus saja untuk menghibur hati yang dipenuhi oleh kemalasan sholat lima waktu.

---

Mudah-mudahan kita semua bisa menjaga sholat wajib lima waktu kita dalam kehidupan kita sehari-hari di dunia yang fana ini.  Atas segala kekurangan dan kelebihan dalam tulisan yang singkat ini saya mohon maaf yang setinggi-tingginya.  Terima kasih.

DAFTAR 8 PROVINSI DI INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN TAHUN 1945


Daftar Delapan Provinsi di Indonesia Pada Masa Awal Merdeka di Tahun 1945 :

1. Provinsi Sumatera

2. Provinsi Jawa Barat

3. Provinsi Jawa Tengah

4. Provinsi Jawa Timur

5. Provinsi Sunda Kecil

6. Provinsi Maluku

7. Provinsi Kalimantan

8. Provinsi Sulawesi

Provinsi Sunda Kecil adalah provinsi yang berada di sebelah timur wilayah Jawa Timur.  Saat ini Sunda Kecil terpecah-pecah menjadi beberapa provinsi yaitu provinsi Bali, provinsi Nusa Tenggara Barat, dan provinsi Nusa Tenggara Timur.  Pada saat itu belum ada provinsi DKI Jakarta karena masih menjadi satu dengan provinsi Jawa Barat.  Begitu pun dengan provinsi Banten yang belum pula ada karena juga masih bersatu dengan provinsi Jawa Barat.

Pada awal kemerdekaan negara Republik Indonesia, daerah papua belumlah menjadi wilayah negara Indonesia.  Papua sebelah barat baru dikuasai oleh oleh pemerintah Indonesia setelah melakukan penyerangan senjata di tahun 1963.  Papua sebelah timur tidak bisa dikuasai oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia karena Papua Timur bukan wilayah jajahan Belanda sehingga merdeka menjadi negara sendiri yaitu negara Papua Nugini atau Papua New Guinea.

DEFINISI, PENGERTIAN, TUGAS & FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.

Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. 

Departemen Sumber Daya Manusia Memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection

a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.

b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.

c. Seleksi tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.

2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation

Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.

3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection

kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan

Senin, 23 November 2015

Kisah Pilu Akses Pendidikan di Pelosok Pandeglang


Kisah Pilu Akses Pendidikan di Pelosok Pandeglang

Menyambut Hari Guru yang jatuh pada 25 November 2015, harian Kompasmempersiapkan beberapa liputan khusus. Salah satu perjalanan yang tak terduga adalah saat menuju beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten, beberapa waktu lalu.
Suhendi, guru honorer mengajar di kelas jauh SD Kutakarang 3, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (21/11). Sekolah ini kekurangan guru karena lokasinya terpencil sehingga tidak banyak guru yang berminat mengajar di tempat ini.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNGSuhendi, guru honorer mengajar di kelas jauh SD Kutakarang 3, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (21/11). Sekolah ini kekurangan guru karena lokasinya terpencil sehingga tidak banyak guru yang berminat mengajar di tempat ini.
Wartawan Kompas, Luki Aulia, dan fotografer Yuniadhi Agung, mengunjungi Kecamatan Cibaliung, Kecamatan Cimanggu, dan Kecamatan Cibitung. Salah satu dasar pertimbangannya adalah daerah tersebut menjadi daerah terjauh dan akses yang tersulit di Pandeglang.
Sekolah-sekolah yang datangi adalah SDN Padasuka 4 di Kecamatan Cimanggu, SDN Curug 2 dan SDN Sorongan 2 di Kecamatan Cibaliung. Kompas juga mengunjungi SDN Sorongan 2 plus kelas jauhnya yang terpaut jarak sekitar 10 kilometer.
Lalu SDN Kutakarang 03 di Kecamatan Cibitung dan kelas jauhnya yang berjarak sekitar 7 kilometer. Terakhir adalah SDN Cikiruh dan kelas jauhnya di Kecamatan Cibitung, jarak sekolah induk dan kelas jauhnya sekitar 10 kilometer.
Kompas dengan akun Twitter @hariankompas telah memublikasikan foto-foto di balik layar ini melalui Twitter.
Di Kecamatan Cimanggu, guru-guru harus melewati jembatan gantung yang tak bisa dilewati sepeda motor. Biasanya sepeda motor baru bisa lewat saat musim kemarau.Salah satu akses menuju kelas jauh di SDN Sorongan 2 di Kecamatan Cibaliung harus melewati jalan setapak yang ketika hujan pasti berlumpur. Jarak dari ibu kota Kecamatan Cibaliung sekitar 10 kilometer. "Jalan setapak penuh lumpur," kata Luki Aulia.
Kondisi kelas jauh SDN Sorongan 2 sangat memprihatinkan dengan bangunan dari material bambu, tak lebih baik dari kandang kambing. Hanya ada dua kelas, yaitu kelas I dan kelas II dengan 16 murid warga sekitar. "Di sekolah itu ada Bu Guru Diah, guru honorer atau sukwan, mengajar setiap hari dan diberi honor Rp 200.000 per bulan," kata Luki.
Musim hujan selalu menjadi kendala terberat untuk akses jalan ke pelosok Pandeglang. "Begitu musim hujan, langsung semua jalan berlumpur. Motor guru sering macet karena ban motor terlalu banyak ketempelan lumpur. Kami jalan tiga jam ini sudah berkali-kali berhenti karena motor guru macet," kata Luki.
Jika tak ketemu jalan sempit berlumpur, mereka bertemu urukan jalan setapak dengan batu-batu tajam yang sebenarnya dibilang mewah tetapi membuat perjalanan tak nyaman. "Pokoknya dari perjalanan ini kemampuan ngedhendan ngempet meningkat untuk menahan guncangan, naik motor enggak pernah bisa diam," kata Luki.
Kondisi mengenaskan di jalan berlanjut hingga ke ruangan kelas. Di salah satu kelas yang dikunjungi, satu ruangan harus dibagi menjadi dua kelas. "Sebelah kiri kelas I sedang belajar membaca. Sebelah kanannya ada kelas II sedang belajar Matematika. Dipastikan tak bisa konsentrasi karena dua-duanya berbicara bareng," kata Luki.
Siswa  kelas II dan III SD Sorongan 2, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, berbagi kelas, Jumat (20/11). Keterbatasan ruang kelas membuat siswa harus berbagi ruangan dengan kelas lain.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Mamat Basuni,  Kepala SD Kutakarang 3, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengendarai sepeda motor melintasi jalanan di perbukitan menuju kelas jauh SD Kutakarang 03 yang berjarak sekitar 10 kilometer dari sekolah inti, Sabtu (21/11). Jalur jalan ini hanya bisa dilintasi saat musim kemarau. Saat musim hujan, untuk menuju kelas jauh harus ditempuh dengan jalan kaki selama tiga jam. Lokasi sekolah yang sulit diakses memuat guru harus berjuang untuk menuju sekolah.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
"Anak-anak baca keras-keras, sementara sebelahnya guru juga tak kalah keras suaranya menerangkan soal Matematika," kata Luki.
Di perjalanan menuju sekolah lainnya, guru yang membawa sepeda motor harus menata "jalan" terlebih dulu sebelum nyeberang. Sebab, banyak jembatan yang keropos dan harus diperbaiki dulu. "Kejeblos itu sudah biasa," kata Luki.
Kondisi di kelas jauh SDN Kutakarang 3 di Kecamatan Cibitung juga sama mengenaskannya. Banyak anak-anak yang tak bisa belajar karena harus ikut orangtuanya bekerja di ladang. "Asri dan Ita, murid kelas I di kelas jauh, baru belajar menulis sekitar enam bulan. Hasilnya sudah bagus, bisa baca dan tulis. Padahal, mereka lebih sering tidak masuk sekolah karena harus bantu orangtua di ladang," ujar Luki.
Di kelas jauh SDN Cikiruh, satu ruangan juga untuk dua kelas, kelas IV dan V. "Karena tidak ada sekatnya, guru cara ngajarnya begini: mata pelajarannya harus sama. Tetapi nanti yang sebelah kiri disuruh menulis terus yang sebelah kanan mendengarkan guru. Nanti gantian. Pokoknya mata pelajarannya harus sama biar murid tidak bingung," kata Luki.
Kisah perjalanan para guru di berbagai pelosok ini dimuat di harian Kompasedisi cetak mulai Senin (23/11) hingga Rabu (25/11). Harian Kompas juga mengajak warga pengguna internet (netizen) untuk berbagi kisah tentang perjuangan guru-guru yang pernah mewarnai hidup kita di media sosial, terutama Twitter dengan tagar (hashtag) #TerimakasihGuruku.

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM


BAB IV
KEBUDAYAAN DALAM ISLAM
        Dalam bab 4 ini akan disajikan tentang kebudayaan dalam Islam yang meliputi :  konsep kebudayaaan dalam Islam,  sejarah intelektual Islam, masjid sebagai pusat kebudayaan  Islam, nilai-nilai Islam dalam budaya indonesia.
  1. A.    Konsep Kebudayaan dalam Islam 
Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya mengandung makna tenaga, kekuatan, kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan segala usaha dan upaya manusia yang dikerjakan dengan mempergunakan hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup (Sidi Gazalba, 1998 : 35)
Oleh karena itu, jika kita membicarakan kebudayaan berarti kita membicarakan kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya. Dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitasnya manusia berusaha dengan daya upaya serta dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengerjakan sesuatu guna kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup itu dapat dicapai jika manusia mampu menggunakan akal budinya dengan baik.
Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi. Usaha kebudayaan adalah pendidikan. Kebudayaan adalah pergaulan hidup diantara manusia dengan alam semesta. Boleh jadi kebudayaan adalah usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil ardli (wakil Tuhan di bumi).
A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhohn, telah mengumpulkan kurang lebih 161 definisi tentang kebudayaan (Musa Asy’ari.1992)  secara garis besar definisi sebanyak itu dapat dikelompokkan dalam enam kelompok, sesuai dengan sudut pandang mereka.
Kelompok pertama melihat dan pendekatan historis, kedua dari pendekatan normatif oleh Ralph Linton, ketiga dari pendekatan psikologi oleh Kluckkhonh,keempat dari pendekatan structural oleh Turrney, kelima dari pendekatan genetik oleh Bidney dan keenam dengan pendekatan deskriptif oleh Taylor.
Dilihat dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan suatu persoalan yang sangat luas, namun esensinya adalah bahwa kebudayaan itu melekat dengan diri manusia. Artinya, manusialah itu pencipta kebudayaan. Kebudayaan itu hadir bersama dengan kelahiran manusia sendiri. Dari penjelasan tersebut kebudayaan itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan sebagai sutau produk.
Al Qur’an memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Oleh karena itu, secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia. Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, namun bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal, budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.
Dalam perkembangannya kebudayaan perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan setan, sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islami.
Oleh karena itu, misi kerasulan Muhammad SAW sebagaimana dalam sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Artinya Nabi Muhammad SAW, mempunyai tugas pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan kebudayaan sesuai dengan petunjuk Allah.
Awal tugas kerasulan Nabi meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dan Jazirah Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya setempat dengan nilai-niali Islam itu sendiri, kemudian menghasilkan kebudayaan Islam, kemudian berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.
  1. B.                          Sejarah Intelektual Islam
Perkembangan pemikiran Islam mempunyai sejarah yang panjang dalam arti seluas-luasnya. Tradisi pemikiran di kalangan umat Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri.
Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution (1986), dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga masa, yaitu masa klasik antara tahun 650 – 1250 M, masa pertengahan antara tahun 1250 – 1800 M, dan masa modern, yaitu sejak tahun 1800 sampai sekarang.
Pada masa klasik, lahir ulama Madzab seperti, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam Syafi’I bersama dengan itu lahir pula filosof Muslim seperti Al-Kindi tahun 801 M seorang filosof  muslim pertama, Ar Razi  (filosof besar) tahun 865 M, Al Farabi tahun 870 M. dia dikenal sebagai pembangun agung sistem filsafat. Berikutnya Ibnu Maskawaih tahun 930 M, merupakan pemikir terkenal tentang pendidikan akhlak, kemudian Ibnu Sina tahun 1037 M, Ibnu Bajjah tahun 1183 M, dan Ibnu Rusydi tahun 1126 M.
Pada masa pertengahan, yaitu tahun 1250-1800 M dalam catatan sejarah pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran, karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat, dan pengaruhnya terasa sampai sekarang.
Ini merupakan awal kemunduran Ilmu pengetahuan dan filsafat di dunia Islam. Sejarah dengan perdebatan di kalangan filsuf muslim juga terjadi perdebatan antara fuqoha dengan para ahli teologi. Pemikiran saat itu adalah pemikiran dikotomis antara agama dengan ilmu dan aturan urusan dunia dengan urusan akhirat. Titik kulminasinya adalah ketika para ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintah, sehingga fatwa-fatwa mereka tidak diikuti lagi oleh umatnya dan kondisi umat menjadi carut-marut kehilangan figur pemimpin yang dicintainya.
Ada pertanyaan yang mendasar yang dilontarkan oleh intelektual Muslim. Mengapa umat Islam tidak bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknlogi modern? Bukankah dahulu yang menguasai ilmu dan filsafat orang-orang Muslim? Jawabannya sangat sederhana, yaitu karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh para ulama besar masa klasik dan masa pertengahan. Pada masa kejayaan banyak terbuai dengan kemegahan yang bersifat material, oleh karena itu, pada jaman modern ini nampaknya jarang sekali para ilmuwan dan tokoh-tokoh ilmu kaliber dunia yang lahir dari negara-negara kaya dari Timur Tengah, atau dari Negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam seperti Negara Indonesia ini.
  1. C.     Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam
Masjid pada umumnya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah khusus, seperti shalat, padahal fungsi masjid lebih luas dari itu. Pada zaman Rasulullah, masjid berfungsi sebagai pusat peradaban. Nabi mensucikan jiwa kaum muslimin, mengajar Al-qur’an dan Al-hikmah, bermusyawarah berbagai permasalahan umat hingga masalah upaya-upaya peningkatan kesejahteraan umat. Hal ini berjalan hingga 700 tahun, sejak Nabi mendirikan masjid yang pertama, fungsi masjid dijadikan simbol persatuan umat dan masjid sebagai pusat peribadatan dan peradaban. Sekolah-sekolah dan universitas-universitas kemudian bermunculan justru dari masjid. Masjid Al Azhar di Mesir merupakan salah satu contoh yang dapat dikenal oleh umat Islam di Indonesia maupun dunia. Masjid ini mampu memberikan bea siswa bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan merupakan program nyata masjid.
Pada saat ini kita akan sangat sulit menemukan masjid yang memiliki program nyata dibidang pencerdasan keberagamaan umat. Kita (mungkin) tidak menemukan masjid yang memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan keberagamaan umat. Terlebih-lebih lagi masjid yang menyediakan bea siswa dari upaya pengentasan kemiskinan. Dalam perkembangan berikutnya muncul kelompok-kelompok yang sadar untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Kini mulai tumbuh kesadaran umat akan pentingnya peranan masjid untuk mencerdaskan mensejahterakan jamaahnya. Menurut ajaran Islam masjid memiliki dua fungsi utama, yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual, dan (2) berfungsi sebagai pusat ibadah social. Dari kedua fungsi gtersebut titik sentralnya bahwa fungsi masjid sebagai pusat pembinaan umat Islam.
  1. D.      Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia
Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya, yaitu budaya Arab. Pada awal masuknya Islam ke Indonesia, dirasakan umat sulit membedakan ajaran Islam dan budaya Arab. Dalam ajaran Islam meniru budaya suatu kaum itu boleh saja sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam, apalagi yang ditirunya adalah panutan suci nabi Muhammad Saw, namun yang tidak boleh adalah menganggap bahwa nilai-nilai budaya Arab dipandang sebagai ajaran Islam
Corak baju yang dikenakan Rasulullah merupakan budaya yang ditampilkan oleh orang Arab. Yang menjadi ajarannya adalah menutup aurat, kesederhanaan, kebersihan dan kenyamanan. Sedang bentuk dan mode pakaian yang dikenakan umat Islam boleh saja berbeda dengan yang dikenakan oleh nabi Muhammad Saw, demikian pula cara makan nabi dengan jari-jemari bukan merupakan ajaran Islam.
Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para penyiar Islam mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para Wali Allah di tanah Jawa. Karena kehebatan para Wali dalam mengemas ajaran Islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islammasuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Tugas berikutnya para intelektual Islam adalah menjelaskan secara sistematik dan berkelanjutan supaya penetrasi yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya. Integrasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan bangsa Indonesia ternyata tidak sekedar masuk pada aspek kebudayaan semata, tetapi sudah masuk ke wilayah hukum. Sebagai contoh dalam hukum keluarga (akhlawul syakhsiyyah) masalah waris, masalah pernikahan. Nilai-nilai Islam telah masuk ke wilayah hukum yang berlaku di Indonesia.
Rangkuman
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal, budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.
Sejarah Islam mencatat bahwa perkembangan kebudayaan dalam Islam  diawali dari periode klasik dan mencapai masa kejayaan pada dinasti Abbassiyah dan kemudian mengalami masa kemunduran pada abad pertengahan, diantara penyebabnya adalah pada saat itu umat Islam terlena oleh kemewahan yang bersifat material dan tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh para ulama besar masa klasik dan pertengahan.
Masjid sebagai pusat pembinaan umat  Islam mempunyai dua fungsi pokok, yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual dan (2) sebagai pusat ibadah sosial. Sebagai pusat ibadah ritual berarti menyangkut hubungan vertikal (dengan Allah) dan sebagai pusat ibadah sosial artinya hubungan manusia dengan manusia yang lainnya, hidup saling tolong menolong dan bergotong royong memajukan agama dan bangsa.
Daftar Pustaka
  • Al Faruqy, ismail R, 2001. Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, Bandung; Mizan
  • Asyari, Musa, 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al Qur’an. Yogyakarta; LESFI
  • Ghazalba, Sidi, 1998. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu, Jakarta; Pustaka Antara
  • Nasution, Harun, 1986. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta; Bulan Bintang
  • Wahyuddin, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; PT Gramedia.