Senin, 07 Desember 2015

Fadli Zon Minta Masyarakat Jangan Mau Dibodohi Bos Freeport

Fadli Zon Minta Masyarakat Jangan Mau Dibodohi Bos Freeport

Senin, 7 Desember 2015 | 11:34 WIB
KOMPAS/WISNU WIDIANTOROPimpinan DPR, (depan kiri ke kanan) Agus Hermanto , Setyo Novanto, Taufik Kurniawan, Fadli Zon usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (5/11/2015). salah satu isi pembicaraan dalam pertemuan tersebut adalah APBN 2016.
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fadli Zon menganggap, ada upaya adu domba antara eksekutif dan legislatif di balik bergulirnya kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyeret Ketua DPR Setya Novanto.
Fadli menuding upaya ini sengaja dilakukan oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. (Baca: Fadli Zon Tuding Ada Konspirasi Kejaksaan Agung dengan Bos Freeport)
"Tolonglah masyarakat jangan dibodohi. Bagaimana lembaga tinggi negara kok bisa diintervensi dengan mudah oleh suatu pihak swasta asing. Ini akan menjadi preseden buruk ke depan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Fadli menilai, Maroef sengaja merekam pembicaraannya dengan Novanto dan pengusaha minyak Riza Chalid pada 8 Juni 2015 untuk melakukan upaya adu domba ini. (Baca: Setelah Dengar Isi Rekaman, Fadli Zon Makin Mantap Bela Novanto)
KOMPAS/LASTI KURNIADirektur Utama PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin hadir memberi keterangan pada sidang lanjutan perkara pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden, di Mahkamah Kehormatan Dewan, Gedung MPR DPR, Jakarta, Kamis (3/12/2015). Saat memberi keterangan itu ia mengaku telah menyerahkan telepon gengam yang digunakan untuk merekam kepada penyidik Jaksa Agung Pidana Khusus di Jakarta pada Rabu (2/12) malam.
Rekaman pembicaraan itu lalu dilaporkan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, lalu diteruskan ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Kita ini jangan di-devide at impera, jangan diadu domba untuk hal yang tidak ada, apalagi ujung-ujungnya untuk perpanjangan Freeport," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Fadli pun mengaku tak melihat ada upaya permintaan saham dari Novanto dalam rekaman percakapan yang sudah diperdengarkan dalam sidang MKD.
Dia justru menganggap Maroef yang hendak memperpanjang kontrak Freeport sebelum waktunya. (Baca: Bos Freeport Anggap Ada Percaloan dalam Pertemuan dengan Setya Novanto dan Riza Chalid)
"Kalau orang ngobrol-ngobrol bisa ngalor ngidul, mulai dari bawa nama Tuhan sampai Paus, nama kiai, semua dibawa-bawa. Orang ngobrol-ngobrolya sah-sah saja," ucap politisi Partai Gerindra itu.
Maroef sebelumnya mengakui merekam pembicaraan dalam pertemuan dengan Ketua DPR, pengusaha Riza Chalid, dan dirinya. (Baca: Bos Freeport Akui Merekam Pertemuan dengan Novanto-Riza karena Khawatir)
Maroef mengakui bahwa tindakan itu dia lakukan karena khawatir atau curiga atas permintaan Riza untuk bertemu kembali.
MKD sudah memutar rekaman pertemuan yang di dalamnya ada permintaan saham dengan mencatut nama Presiden-Wapres. Maroef juga sudah diminta keterangan oleh MKD. (Baca: Ikrar: Ada Upaya Kudeta Politik terhadap Jokowi)
Penulis:Ihsanuddin
Editor:Sandro Gatra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar